Rabu, 05 Agustus 2009

CINTA MONYET


Cinta monyet adalah cinta yang di alami pada usia remaja. Pada masa ini, merupakan masa yang tidak pernah terlupakan bagi hampir setiap orang. Banyak kisah yang di ceritakan orang mengenai cinta di usia remaja.

Di SMU Khayalan, Dilla adalah cewek paling cantik. Banyak kakak kelas yang hanya sekedar menggoda. Ada juga yang serius ingin bertunangan. . Memang tidak heran, selain paling cantik, dia juga paling kaya. Dan yang membuat dia sempurna adalah otaknya yang cemerlang. Tapi sayang, dia adalah gadis sombong. Dengan ke empat alasan itulah, nama Dilla sangat populer.

Suatu hari, ia bertemu dengan seorang murid baru di sekolahnya. Murid lelaki ini sangat keren di bandingkan dengan murid lelaki yang ada. Setelah beradu dengan cowok ganteng itu, tiba-tiba dia bertubrukkan dengan cowok super jelek. Dilla membuang muka dan kembali menatap cowok yang keren tadi.
"Ti, kamu tahu gak nama murid baru di kelas 2 IPS?" tanyanya pada Hesti.
"Murid baru di kelas 2 IPS? oh si Ronald.... emang kenapa dia?"
"Ronald? oh jadi namanya Ronald ya? Cool, serasi dengan orangnya....!!" seru Dilla berekspresi kekaguman. Namun ekspresi ini justru membuat Hesti nyengir. Hah....???

Hari-hari wajah murid baru itu membayangi di benak Dilla. Dimana-mana yang ia ceritakan tak lain dan tak bukan hanya Ronald. Membuat Runi dan Hesti bosan mendengar curhatan Dilla yang sedang demam cinta itu. Dengan bantuan Runi dan Hesti, Dilla berhasil mendapatkan nomor Hand phone Ronald.

Hari pertama ia mengirimkan SMS. "Hi Ron, boleh kenalan gak?"
"Boleh banget, siapa nech?"
"Aku Dilla, anak kelas IPA...."
"Waw.... Dilla anak IPA yang ngetop itu ya?"
"Akh, biasa aja lagi! Emang kenapa kalau aku adalah Dilla yang ngetop itu?" Dilla mulai ke GR an.
"Tidak apa-apa. suatu kehormatan bisa berkenalan sama cewek ngetop di sekolah". Dilla berbunga-bunga.
"Btw, udah dulu ya. Nanti di terusin, mau masuk kelas nech. Mr. Killer sudah dtg. Bye...."
"Ok, see you again. Bye"

Malamnya, "Hi Ron, gi apa nech?"
"Lg mikirin cewek ngetop di sekolah...!" Jawab dari seberang dengan suara khas laki-laki banget.
Wajah Dilla memerah menahan bahagia, "Siapa tuch cewek. Beruntung banget....!"
"Cewek itu namanya Dilla, anak IPA...."
Wow Dilla menjerit, dia langsung menekan nama Ronald dan menelponnya.
"Hi....aku ganggu kamu, gak?" tanya Dilla sembari mengatur suaranya semerdu mungkin. "Ya nggalah, masak aku menyia-nyiakan kesempatan berkomunikasi dengan cewek ngetop di sekolah?"
"Kamu kok berlebihan banget sech....?" kata Dilla sambil senyum-senyum sendiri. "Bukan berlebihan, ini kenyataan, kok. Kamu adalah cewek paling cantik, dan paling pinter di sekolah. Gak mungkin aku yang jelek dan nestapa ini dapat menolaknya. Semua ini bagaikan mimpi di siang bolong. Dan aku tidak ingin terbangun dari mimpi itu."
"Gombal....!!!" seru Dilla manja.
"Kok gombal? Aku serius, aku tidak ingin bangun dari mimpi indah ini, Dil...!!"
"Kamu romantis juga ya, pandai berpujangga. Jangan-jangan, kata-kata kamu di kutip dari buku Khalil Gibran...." potong Dilla sambil tertawa kecil.
"Aku rasa tidaklah, kata-kata ini umum di ucapkan semua orang. Aku hanya tidak dapat mengungkapakan apa yang aku rasakan."
"Memangnya apa yang kamu rasakan?" tanya Dilla berdebar-debar.
"Rasa suka seorang lelaki terhadap wanita...."
"Idih, siapa sech yang kamu maksud?"
"Ya tentu kamulah, sayang....! Tidak mungkin aku bilang suka sama Nike Ardilla, sementara aku sedang bicara dengan Dilla"
Dengan kata "sayang" Hati Dilla mengapung ke angkasa, bagaikan mimpi yang menjadi nyata, kata-kata itu terngiang terus di telinganya. "Kok gak nyambung sech....?" kata Dilla lagi-lagi dengan suara manjanya.
"Ya jelas gak nyambunglah, Nike Ardilla kan artis sudah meninggal pula hehehe...."
Saking gemas, Dilla menggigit bibirnya penuh bahagia.
"Ron...."
"Ya sayang....."
"Mmm... jam istirahat besok, mau gak ketemuan di kantin?"
"Kamu serius mau ketemuan ma aku?"tanyanya seakan tak percaya dengan ajakan Dilla.
"Ya seriuslah, masak aku bercanda? Gimana, mau gak? Gak mau ya?"
"Mau... mau banget. Ok, besok jam istirahat, kita ketemu di kantin."
"Nah, gitu dong. Ok, dech dah malem. Di sambung besok di kantin sekoalh, ya?"
"Ok, makasih ya sudah sudi telpon aku lama-lama"
"Idih, gapapa lagi. Telpon kamu lama-lama, gak rugi kok"
"Makasih, sampai ketemu besok ya. Bye, good night....!"
"Good nite, bye....!!!"

Hati Dilla begitu berbunga-bunga, ternyata cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Ronald yang begitu keren, bisa-bisanya memuji setinggi langit. Dan suaranya ayng merdu, khas laki-laki banget. Apalagi, saat kata-kata sayang yang terus terdengar di telinganya. Malam itu, Dilla tak dapat memejamkan matanya. Ingin rasanya mempercepat waktu sampai pukul 10 pagi. Dia juga membayangkan dan menebak-nebak apa yang akan terjadi besok pagi di kantin sekolah. Semua teman-temannya pasti ngiri. Dia juga dapat membayangkan Runi dengan kata-kata khasnya yang keluar dari mulut sambil di monyong-monyongkan,"Ya nggak heranlah, cantik, kaya dan pinter. Mana ada yang bisa ngalahin kamu...!"
Dilla benar-benar gemas ingin segera hari esok. Pukul 3 pagi dini hari, Dilla baru dapat memejamkan matanya.
Dilla tergesa-gesa berangkat ke sekolah, Pak Supri sopirnya menjadi sasaran kemarahan Dilla pagi itu karena terlambat bangun. Tepat pukul 7, Dilla baru sampai di kelas. Dengan mukanya yang pucat, ia memasuki kelas dengan penuh cemas. Saat dia melongok ke dalam kelas, dia menghela nafas panjang. Dia bersyukur, karena gurunya belum tiba di kelas.

"Dill, tumben datang telat....?"
"Iya nech, bangun kesiangan. Pukul 3 baru bisa tidur. Untung sopir ku bisa ngebut. Selamat dech dari cacian Bapak Guru yang terhormat. Kebayang kan kalo aku datang gurunya dah dateng, mau di kemanakan mukaku?"
"Tukar aja ma mukaku, mau ga?"
"Idih, ogah....!!!"
"Gila kamu ya, saking pinternya gak mau kesaingin orang lain, rela belajar sampe pagi...?!!!"
"Apanya yang belajar? Wong aku telpon-telponan sama Ronald...."
"Hah... itu dia, aku mau cerita sama kamu. Ada suatu kesalahan......"Runi tidak melanjutkan ucapannya karena melihat Dilla merapatkan kedua lengannya pada dagu, kepalanya menengadah ke atas, dengan bibirnya yang tersungging senyum penuh bahagia.
"........Suaranya kereeeen abissss, laki-laki banget tau. Trus, kata-katanya indah banget. Bak seorang pujangga, dia terus menyanjungku. Dan oh my God, dia panggil akui sayang....?!!"
"Dill, sory banget ada kesalahan. Yang kamu telepon itu bukan orang yang kamu maksud....!!"
"Maksud kamu apa?"
"Yang kamu maksud anak baru kelas IPS itu dia, kan?" tanya Hesti yang dari tadi berada di samping Runi. Dilla menganggukkan kepala.
"Dia bukan Ronald, Dill?"
"Hah, bukan Ronald? Trus siapa?"
"Namanya Memed....."
Belum juga Hesti dan Runi menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba guru datang dan memulai pelajaran.

Pikiran Dilla sudah melayang ke angkasa. Ingin segera berada di kantin untuk bertemu dengan Ronald. Tiba-tiba dia ingat kata-kata Hesti tadi sebelum di mulai pelajaran. "Memed? Sialan, mereka mau memepermainkan aku rupanya. Yang bener aja, cowok seganteng dia di kasih nama Memed. Dilla menarik nafas, dan berusaha konsentrasi pada pelajaran.

Waktu istirahat tiba, Dilla buru-buru membereskan bukunya dan menghampiri pintu keluar. Karena semangatnya bertemu dengan Ronald, sampai-sampai kedua sahabatnya Hesti dan Runi, ia biarkan mengejarnya.

Tiba di kantin Dilla mencari sosok Ronald, matanya terhenti di meja pojok dekat jendela. Dia seorang diri, Dilla bergegas menghampiri dan menyapanya.
"Ron.... sori baru kelar pelajarannya. Kamu sudah lama nunggu?" kata Dilla to the point. Laki-laki yang di ajak bicara menatap dengan penuh tanda tanya.
"Idih... kok ngeliatin gitu sech?"
"Kamu siapa?"
"Tuch kan, mau godain aku lagi ya? Aku Dilla..... anak kelas IPA."
"Ron?" kata laki-laki itu heran.
"Iya, kamu Ronald kan?"
"Bukan, aku Memed....!"
"Hah......?" mulut Dilla menganga, matanya membelalak.
"Dill......!" terdengar suara kedua sahabatnya. Dengan segera Dilla langsung membalikkan badannya. "Kalian ngerjain aku ya?" Tanya Dilla mengacak pinggang.
'Tidak, Dill. Aku cuma salah kira. Aku tidak tahu ada murid baru yang lain. Yang aku dan Runi tahu, murid baru di kelas IPS itu ya Ronald. Ternyata ada 2 orang murid baru di kelas IPS itu. Sory banget, aku baru tahu tadi pagi."
"Trus Ronald yang aku telponin selaman itu yang mana?"
"Hi, Dilla. Aku Ronald....!!!"
Perlahan Dilla membalikkan badan ke arah suara yang sangat di kenalnya.
"Oh my God, dia? Amit-amit......!!!!!" Dilla menjerit dan lari sekencang mungkin.
Ternyata, Ronald yang semalaman di telponnya adalah murid cowok si super jelek yang bertubrukkan dengannya setelah beradu muka dengan Memed.

Tapi, setelah 5 tahun kemudian, tidak sengaja Dilla bertemu dengan seorang pengusaha muda yang sukses dan beken. Namanya Ronald. Dan Ronald yang di maksud itu adalah Ronald si super jelek.

2 Comments:

Zippy said...

Hhheue, cinta monyet yang kayak'x CLBK, xixiixix...

@cicin said...

CLBK? Ya nggak lah. Masak iya aku memuji diri sendiri, cantik, kaya, dan pinter? Semua itu hanya ada dlm khayalan sj. Thx dan mampir

 

blogger templates | Make Money Online